No pen, no ink, no table, no room, no time, no quiet, no inclination.

-James Joyce-

Selasa, 14 Mei 2013

Sexinogen


Sexinogen

            Prof.  Munawar mempunyai dua orang anak dan seorang istri yang sangat setia sepanjang karir hidupnya. Dia sering mengajak keluarganya kamping di sebuah gunung dekat kota tempat tinggalnya. Kegiatan itu biasa mereka lakukan di akhir pecan. Jika orang orang percaya bahwa makan makanan sehat, istirahat cukup dan rutin berolah raga dapat memperpanjang usia, dia percaya bahwa naik gunung dapat memperpanjang usia.
 Munawar adalah seorang yang serius dalam bidangnya. Dia menjalankan sebuah proyek penelitian selama beberapa tahun terakhir.
Sekarang umurnya 43 tahun, 5 tahun yang lalu dia memulai sebuah penelitian ilmiah yang di pimpin olehnya di sebuah Universitas dimana dia mengajar. Namun seminggu yang lalu proyek itu terpaksa dihentikan karena menurut para petinggi yang mendanai proyek tersebut menganggapnya tak masuk akal dan sia-sia. Selain itu bawahan-bawahan yang dulunya membantu menjalankan proyek tersebut mulai meninggalkanya. Di akhir akhir riwayat penelitianya dia hanya dibantu mahasiswa mahasiswa kutu buku yang senang meneliti  tentang alien dan teori kiamat.
Dia begitu berambisi untuk memulai penelitianya sejak bertemu orang tua misterius di jalanan sepi tempat dia biasa berjalan saat berangkat bekerja. Orang tua itu menawarkan barang-barang semacam mainan berbentuk aneh dengan kereta belanjanya. Orang tua itu berkata padanya,”Aku berumur 1038 tahun, aku bahkan tidak lupa, aku hidup jauh lebih lama dari semua orang yang pernah kau kenal, bahkan aku hampir seumuran dengan pohon itu (dia menujuk pohon besar di pojok jalan). Pohon itu ditanam oleh seorang kuli kasar awak kapal dari Italia. Kau mungkin tak percaya padaku, tapi lihatlah warga yang meninggal dikotamu, mereka mati tanpa sebab yang nyata, mereka tak tahu rahasia umur panjang sepertiku. Aku juga mengenalmu, kau adalah anak paling jelek disekolahmu, kau mungkin ingat padaku, aku sering memberimu permen sepulangmu dari sekolah (lelaki itu mengingatnya). Tapi kurasa sebentar lagi aku akan mati, aku mulai melihat hal hal yang aneh. Apa kau akan membeli salah satu perkakasku ini?”.
Satu satunya alasan Munawar tetap mendengarkan orang tua ini adalah karena lelaki ini bodoh, namun menjadi benar-benar beralasan saat dia ingat orang tua yang mengenakan pakaian seperti orang Eskimo memberinya permen paling enak yang penah dia makan seumur hidupnya. Seingatnya dia seharusnya sudah mati, saat dia 9 tahun orang tua ini sekitar limapulu tahun, umur orang tua ini bahkan seperti hanya bertambah tua lima tahun.
“Aku ingin mebeli satu dari barang-barang ini, yang mana menurutmu yang paling bagus dari mainan mainanmu ini?”. Kemudian orang tua itu menyahut,”ini untukmu, yang satu ini adalah mahakaryaku yang paling kukagumi, kau tau apa yang bisa dilakukan seorang yang berumur panjang sepertiku, aku bisa melakukan penemuan yang hebat, aku mencintai ilmu pengetahuan sepertimu”. Orang tua itu memberikan tongkat logam pendek dengan ujung berbentuk hati berkilauan. “Bagaimana aku menggunakanya?” Tanya Munawar penasaran. “Kau pergilah ke Kutub Selatan pada bulan Oktober, lalu pada tanggal lima belas, hadapkan tongkat ini ke langit lalu akan muncul sinar yang terang dari tongkat ini, saat itulah kau dapat pergi menjelajah waktu, kau dapat pergi ke zaman apapun semaumu, ini ambilah tukar saja dengan jam tanganmu, aku akan pergi, udaranya sangat dingin disini”.
Munawar tau dia tak akan pergi ke kutub selatan, dia hanya menaruh tongkat ajaib itu di gudang. Menjelajah waktu, mungkin memang orang tua itu gila.
Orang tua dan semua ocehan tidak masuk akalnya itu mengganggu pikiranya selama berminggu-minggu. Dia tak bisa berkonsentrasi dengan baik dalam segala hal, meski dia tak terlalu melakukan banyak hal, teh pagi hari, mengajar, membaca dan makan malam. Sejak saat itu pula dia mulai menjadi seorang perokok berat.
Satu hal yang membuat dia tertarik adalah rahasia umur panjangnya, dia membayangkan apa yang bisa dia lakukan jika mempunyai usia sepanjang itu. Dan semua misteri ilmu pengetahuan membuatnya begitu bersemangat seperti kucing bermain tali sepatu. Sejak saat itulah dia mulai mencari tau segala sesuatu tentang rahasia berumur panjang. Dia mengerahkan segala kemampuanya untuk hal ini. Dia membaca banyak buku dari segala bidang pengetahuan.
            Akhirnya, petualangan studi tak masuk akalnya berujung pada gagasan yang dia tak bisa atau tak mau menyangkalnya. Dia tau mengapa hampir semua manusia tak mampu hidup lebih dari seratus tahun. Teorinya yang ditemukanya menjelaskan bahwa yang menyebabkan hal ini adalah oksigen. Menurutnya oksigen memperpendek umur manusia, oksigen membuat manusia tak mampu hidup lebih lama dari seratus tahun. Dia membaca sejarah manusia, jaman dahulu manusia dapat hidup dengan usia yang sangat panjang begitu juga dengan Nabi, meskipun kadang terdengar seperti mitos, dia juga tak menemukan di buku sejarah manapun yang dia baca bahwa orang orang berumur panjang itu menghirup oksigen untuk bernafas. Lagipula oksigen hanyalah sebuah nama, begitu juga dengan gas-gas yang lain.
            Munculah ide gilanya untuk meneliti tentang kandungan gas-gas dalam udara, temasuk meneliti tentang oksigen. Dia mendapat dukungan dari banyak pihak untuk menindak lanjuti penelitianya ini. Namun setelah 5 tahun dan risetnya tak sampai kemana-mana, akhirnya risetnya ditutup total.
            Dia tak lantas menyerah sampai disitu, dengan segala sesuatunya yang serba seadanya dia melanjutkan penelitianya untuk menemukan gas lain yang bisa dihirup selain oksigen. Sementara dia belum dapat menemukanya, dia berusaha sebaik mungkin untuk mengurangi konsumsi oksigen untuk tubuhnya. Dia memulai kebiasaan menahan nafas. Dia tau menahan nafas tak mungkin dapat membunuhnya. Itu adalah kebiasaan yang agak sulit untuk dilakukanya. Namun setelah berminggu minggu, berbulan-bulan, bertahun-tahun, kebiasaan itu mulai bersahabat denganya, hanya seperti kebiasaan-kebiasaan lain. Makan, minum, bernafas, tidur, mandi dan menahan nafas.
            Seluruh hidupnya dia abdikan pada penelitian ini, dia mulai jarang punya waktu untuk keluarganya, namun menghabiskan waktu di gunung dengan istri dan anak-anaknya adalah perkecualian. Istrinya mulai tak tahan dengan kelakuannya, menghabiskan hamper seluruh waktunya di laboratorium cukup menyedihkan dan membuat keluarganya kacau. Hingga akhirnya istri dan anak-anaknya meninggalkanya.
            Pada umur 56 tahun dia terkena kanker tenggorokan, karena kebiasaan merokonya. Dia mati-matian melawan penyakitnya. Meskipun waktunya berkurang karena perawatan kesehatanya, dia tak berhenti melakukan risetnya. Dia melakukan kemo dan sebagainya agar penyakitnya hilang, hanya usia yang akan membunuhnya bukan kanker sialan yang menggerogotinya, dan dia akan mempunyai umur yang sangat panjang.
Empat tahun kemudian dia sembuh total dari kanker, dia kembali pada saat dia sehat. Namun semangatnya mulai luntur dimakan percobaan-percobaan buntunya. Usianya menginjak umur tujuhpuluh tahun, namun banyak veteran-veteran perang yang gemar mengulangi cerita masa mudanya mempunyai umur yang sama, itu tak mengejutkan. Dia berhenti melakukan penelitianya, meski dia masih sangat sehat, dia putus asa. Dia menghabiskan waktu bermain catur, mengajar di universitas, merawat halaman rumah dan menonton televisi. Istrinya meninggal pada usia delapan puluh tahun. Anak-anaknya hidup bahagia bersama keluarganya, dan mengunjunginya beberapa bulan sekali.
Baru di usia seratus satu tahun dia berniat kembali melakukan penelitianya yang sudah cukup lama terbengkalai. Seratus satu tahun cukup membuatnya kembali bersemangat, hanya sekian persen dari umat manusia yang seumuran denganya. Sudah pasti itu karena dia terbiasa sering menahan nafas, orang-orang tak berdaya yang berada dipekuburan ataupun mereka yang sudah menjadi abu tak melakukanya. Namun, berbulan-bulan kemudian tetap saja belum ada kemajuan yang berarti.
 Dia kembali berteman dengan Tuhan, Tuhan yang manapun, dia hanya punya satu. Dia berdoa di suatu malam sebelum dia tidur. Setelah ratusan jam dia tak tidur, dua pil tidur cukup membuatnya tidur.
Dia bermimpi dalam tidurnya. Dia sedang memancing di tepi sungai. Begitu tenang, jernih dan membahagiakan. Kemudian seekor beruang besar datang dari tengah hutan. Munawar menyadarinya karena suara mengerikanya. DIa bergegas mengambil pisau dan lari sekencang kencangnya. Seberapa kencang larinya dia terasa berat mengangkat kedua kakinya, dia seperti melayang dan ada yang menahan kaki kakinya. Sekuat tenaga dia berlari, beruang itu seperti menempel di belakang punggungnya, dia tak bisa menghindar. Lalu dia menyerah dan berhenti berlari, dia memandang mata gelap beruang itu seraya berkata dalam kepalanya, doa apa yang baru kupanjatkan sehingga Tuhan mengirim beruang keparat ini. Beruang besar mengenakan kostum biru dan  kain merah berkibar di punggungnya. “Apa Tuhan sudah gila”, kata Munawar dalam hati.
Kemudian dia terkejut setengah mati mendengar beruang itu dapat berbicara. “Aku tak akan menyakitimu, berhentilah berlari, kau tak tau betapa tersiksanya aku berlari dengan tubuh sebesar ini dan sayap sialan ini, Siapa namamu?”, kata si beruang. “Munawar, tak terlalu bagus tapi mudah diingat”, balas lelaki ini. “Aku Barbie, senang bertemu denganmu”. Kemudian Munawar mulai tertawa, nama beruang itu menggelitiknya, ketawanya mulai keras dan beruang itu juga mulai ikut tertawa bersamanya, mereka tertawa terbahak-bahak bersama. Sudah bertahun tahun Munawar tak tertawa seceria ini. “Berhentilah menertawakanya, itu pemberian orang tuaku, jangan menghinanya”, pinta sang beruang. “baiklah, apa kau juga minum teh dengan sesamamu, menggosip dan berbelanja barang barang mewah?”, jawab lelaki ini seiring tertawanya yang mulai berkurang. “Terserah, ayo kerumahku dan masak ikan ikanmu”, ajak si beruang dan Munawar menerima tawaran ramah itu. Mereka pergi ke rumah sang beruang yang berbentuk sepatu raksasa.
Mereka mengobrol panjang lebar sambil menikmati ikan bakarnya. Munawar mulai bercerita tentang penelitian gilanya. Tak disangka berung itu tertarik dengan penelitianya. Beruang itu ingin membantunya, dia mengajaknya ke laboratorium miliknya. Betapa terkejutnya Munawar. Mereka mulai mengerjakan risetnya bersama. Setelah beberapa hari mereka berhasil menyelesaikanya. Dan seiring dengan itu Munawar memutuskan untuk pergi, dia sangat berterima kasih atas bantuan Barbie. Setelah keluar dari pintu rumah sepatu itu, Munawar menemukan dirinya terbangun di tempat tidurnya.
Dia langsung bergegas dengan tergesa-gesa pergi ke laboratorium pribadinya dan melanjutkan risetnya seperti apa yang sudah dilakukanya bersama Beruang aneh dalam mimpinya. Perasaan bahagia yang tak bisa digambarkan dengan apapun, meluap seperti tsunami, dia tak pernah merasa sebahagia ini setelah hari pernikahannya dan hari kelahiran kedua anaknya. Dia berhasil melakukan penemuan besar, penelitianya berhasil. Dia menemukan gas lain selain oksigen yang dapat diagunakanya untuk bernafas. Dia menyebutnya Sexinogen. Dia juga berhasil menciptakan alat yang dapat menyaringnya dari udara dan di pasangnya di dalam hidungnya.
Dia hidup ratusan tahun dan mendekati angka seribu. Dia melakukan banyak penemuan. Hanya ilmu pengetahuanlah yang membuatnya tak bosan melalui kehidupan. Penemuan terbesarnya adalah dia menciptakan alat teleportasi. Dia dapat pergi kemana saja dalam sekejap. Dia tak percaya penyihir tapi dia melakukanya seperti penyihir.
Menjelang umur seribu tahunya, dia teringat sesuatu dimasa mudanya. Dia teringat tongkat hati yang diberikan orang tua itu. Sekarang dia percaya dengan semua yang dikatakanya, termasuk berfungsinya tongkat ajaib itu. Dengan alat teleportasinya, sekarang dia bisa pergi ke kutub.
Bulan Oktober, seperti yang orang tua itu katakan, dia pergi ke kutub. Dia tak menemukan apapun selain salju dan beruang. Hidup seribu tahun memberikanya cukup waktu untuk belajar bahasa beruang. Dia bercerita jika dia juga pernah bertemu dengan beruang dalam mimpinya yang membantunya menyelesaikan riset menakjubkanya. Pergaulanya dengan para suku eskimo memberinya aktivitas menyenangkan sebelum tengah bulan Oktober datang.
Pada saatnya tiba, dia melakukan apa yang dikatakan orang tua itu. Dia mengarahkan tongkat ajaib itu kelangit. Tongkat itu mulai bercahaya, semakin terang dan lelaki tua ini menghilang. Dia benar-benar menjelajah waktu.