No pen, no ink, no table, no room, no time, no quiet, no inclination.

-James Joyce-

Rabu, 30 April 2014

To Kill a Mockingbird by Harper Lee (1960)

To Kill a Mockingbird by Harper Lee (1960)

Saya akan merekomendasikan buku ini bagi semua orang, buku ini seperti orang-tua, guide, atau guru. Mungkin buku paling meyakinkan untuk memberi pelajaran tentang prasangka dan justifikasi pada sesuatu, kalau Dylan bilang ” ..dont speak too soon for the wheel still in spin..”. Banyak pelajaran yang bisa diambil dari buku ini, seseorang akan menemukan ratusan atau lebih kutipan yang bisa diambil untuk diingat. Buku ini mudah dipahami semua usia, filosofi-filosofi yang digambarkan (seperti mocking bird, Redley place, grey ghost) mudah dijelaskan dan dipahami. Selain itu bagaimana orang tua mendidik anak, dalam buku ini mungkin bisa dijadikan bahan ajar, bagaimana seorang orang tua layak memberikan kebenaran bagi anak-anaknya secara adil.
Buku ini bersetting pada awal abad 20 oleh sudut pandang seorang adik perempuan Jem bernama Scout yang sedikit tomboi. Jem digambarkan sebagai seorang kakak yg dewasa. Mereka adalah anak piatu, dan ayah mereka Atticus adalah seorang pengacara yg terhormat dan orang yang bijak. Bercerita tantang aktifitas-aktifitas kedua anak ini; bermain, bersekolah, mengusik rumah redley,  hingga akhirnya salah satu bagian terpenting dalam novel; ayahnya membela seorang negro (pada saat itu diskriminasi ras masih tinggi, negro adalah budak bagi kulit putih) dalam sebuah kasus pemerkosaan dan kekerasan hingga keluarga Atticus mendapat celaan karena dia membela seorang negro. Pada kasus ini, pembaca tidak didektekan fakta oleh narator, semua hanya opini dan keterangan saksi dan pengacara, dan kita diikut sertakan dalam penghakiman tentang keadilan yang sebenarnya apakah seorang budak negro berani melakukan hal seperti itu pada gadis kulit putih. Buku ini ditutup apik dengan bedtime story yang hampir mewakili seluruh isi buku.
Buku ini memenangkan Pulitzerprize, dan masuk dalam guinnes book record karena rekor penjualanya. Sayang sekali ini adalah satu-satunya buku yang diterbitkan Harper Lee. Sebagai karya sastra saya lebih melihat buku ini sebagai buku pelajaran yang baik digunakan oleh guru untuk dibacakan dan dijelaskan kepada murid-muridnya daripada menitik beratkan unsur seni untuk didalami, seperti kebanyakan karya Coelho.

“Kau tak akan pernah bisa memahami seseorang hingga kau melihat segala sesuatu dari sudut pandangnya...hingga kau menyusup kebalik kulitnya dan  menjalani hidup dengan caranya” –Harper Lee

The Old Man and The Sea by Ernest Hemingway (1952)

The Old Man and The Sea by Ernest Hemingway (1952)

Hemingway mati bunuh diri—diantara karya-karya lainya, mungkin novella ini yang paling dapat mewakili pesimisme Hemingway. Ini karya  Hemingway kedua yg saya baca setelah Sun Also Rises yg juga tak berakhir bahagia. Buku ini membuat Hemingway memenangkan nobel sastra.
Menceritakan tentang seorang lelaki tua, pergi memancing ke laut, berminggu-minggu tidak mendapat apa-apa, dan saat dia mendapat ikan yang sangat besar—yang terbesar yang pernah ditangkapnya—saat dia membawanya pulang, karena ikanya terlalu besar, dia semacam menyeretnya dia atas air,  ikan itu perlahan-lahan dimakan ikan hiu hingga habis hanya menyisakan tulangnya dan lelaki itu tak dapat apa-apa.
Dibalik ceritanya yang sederhana, buku ini menggambarkan pesimisme manusia dengan indah, bagaimana seseorang yang telah dengan seluruh usahanya untuk mencapai tujuanya harus menyerah pada keadaan/takdir  yang diluar kuasanya. Bagi pembaca naskah berbahasa inggris, buku Hemingway mungkin yang harus diambil pertama kali, bahasanya sederhana, tidak neko-neko dan mudah diterjemahkan.

The Grapes of Wrath by John Steinbeck (1939)

The Grapes of Wrath by John Steinbeck (1939)

                Jika tidak suka melihat yang susah-susah jangan baca novel yg satu ini. Bercerita tentang masa depresi di Amerika Selatan, dimana sebuah keluarga Joad dari Oklahama city bertransmigrasi ke California. Keadan Oklahama yg dilanda kekeringan yang bahkan kesulitan untuk mendapat makanan karena tanah tandus yg tidak bisa ditumbuhi apa-apa dan tuan tanah yang dikelola ayah Joad lebih memilih memanfaatkan mesin drpd Fisik Joad, keluarga Joad berhijrah ke California setelah melihat iklan lowongan pekerjaan untuk sebuah perkebunan yang membutuhkan ratusan pekerja untuk memetik dan mengangkut panen/buah. Keluarga Joad terdiri dari tokoh utama Tom Joad, ayah ibu nenek kakek Joad, saudara laki-laki joad yg sudah dewasa, saudara perempuan joad dan suaminya, dan dua adik Tom lainya yang masih anak-anak, ditambah seorang mantan pendeta. Tom sendiri adalah seorang mantan napi karena membunuh orang dalam perkelahian dan dibebaskan dengan syarat. Mereka melakukan perjalanan dengan truck tua yg dibeli dari penjualan perabot-perabot. Dalam perjalanan kakek dan nenek Joaad meninggal, dan keluarganya mulai terpecah belah. dan mereka menerima kenyataan bahwa di california untuk setiap ratusan lowongan yg dibuka ada ribuan orang yang berebut untuk mendapatkanya, dan semua dari mereka rela melakukan apa saja dan dibayar gaji yg sangat minim dan sangat tidak layak karena tidak ada pilihan lain. Di California penderitaan keluarga ini tak kalah dengan saat mereka masih di Oklahama, mereka berpindah-pindah camp dan perkebunan, juga harus menghadapi kesulitan kesulitan karena diskriminasi orang-orang, kebijakan dan penegak hukum di negara bagian itu. Ending dari novel ini menggantung dan ditutup dengan paragraf yg mencengangkan.

                Dalam buku ini akan disuguhkan pandangan, teori, filosofi Steinbeck yg mengagumkan tentang kehidupan, industri dan keadaan sosial. Untuk lebih yahudnya, saya rekomendasikan mebaca buku ini diringi dengam membaca Communist Manifesto oleh Karl Marx, hampir semua isi buku berhubungan, ketimpangan, kesejahteraan buruh, kepemilikan properti, revolusi industri dan lain-lain, namun untuk buku Marx lebih jauh membahas teori kominis dan sosialis, sementara Dalam  Grapes kita dilempari gambaran nyata tentang keadan serikat kerja dan banting tulangnya yang menyedihkan. Banyak sekali dalam buku ini, kutipan atau pandangan-pandangan penulis yg layak untuk diingat dan dimanifestasikan.

quote: 
"woman can change better than man, woman got all her life in her arm, man got it all in his head"

"how can we live without our lives? how will we know it's us without our past? No. Leave it. Burn it."

"women and children knew deep in themself that no misfortune was too great to bear if their men were whole"

Potrait of Artist as Young Man by James Joyce (1916)

Potrait of Artist as Young Man by James Joyce (1916)

                Novel Joyce pertama yg saya baca, dan bikin pusing. Saya hampir menyerah membacanya, sebenarnya tidak terlalu tebal, tapi gaya narasi Joyce dan diksi-diksinya yang seringkali kamus tidak mengenalinya membuat saya sulit menerjemahkanya. Novel yang mengagumkan, saya seperti bercermin dan Dadalus, struggle membuat saya merinding.
                Novel Bercerita tentang Stephen Dadalus dari masa kecil hingga young adult. Dia bersekolah di sekolah katolik dengan ajaran agama yang keras dan saya bilang sedikit menakutkan. Sepanjang buku banyak menceritakan benturan-benturan keyakinan Stephen antara ego/kemaun bebasnya dan ajaran agama. Di satu sisi dia melepaskan dirinya dan dilain sisi dia begitu takut dan taat kepada agama. Juga saat Stephen mulai mengenal filsafat/seni sastra, dia menginginkan kebebasan dan melepaskan diri dari agama bahkan keluarga, yang akhirnya dia meninggalkan Irlandia dan belajar keropa sebagai  seorang seniman.

                Novel ini bersandingan dengan sebuah kisah tentang Ikrus dan Dadalus, dua seniman pembuat labirin yang pada akhirnya dikurung dalam sebuah labirin dan salah satu dari mereka bisa bebas dengan cara terbang. Banyak Puisi puisi bagus di novel ini, pada chpter 3/4 kalau tidak salah, pembaca akan dihantui oleh ceramah tentang neraka yang mengerikan dan  membekas dikepala saya hingga berminggu-minggu. 

Madamme Bovary by Gustave Faubert (1857)

Madamme Bovary by Gustave Faubert (1857)

                Madamme Bovary adalah salah satu karya klasik yang layak dijadikan referensi bagi kalian untuk memahami  sisi lain dari seorang wanita, yang mungkin akan mengejutkan dan kontroversial namun sebetulnya—menurut saya adalah sangat wajar— dan sering tersirat maupun tersurat dalam sosok wanita manapun. Buku ini menjelaskan bagaimana riuhnya sebuah rumah tangga dibalik dampak-dampak yang ditimbulkan seorang wanita. Saya baru pertama kali membaca buku Faubert, saya tidak tau buku lain mengenai apa, namun goethe pernah menulis  tentang Faubert dengan judul Crazy Family (kalau tidak salah), yang mungkin saja semua karyanya mengenai keluarga dan jatuh bangunya.
                Novel ini diawali dengan gambaran awal kehidupan Charles Bovary muda yang pemalu dan dilanjutkan dengan pendidikan kuliahnya di bidang kedokteran. Kemudian dia menikahi seorang wanita namun kemudian wanita itu meninggal dan dia menikah kembali dengan seorang gadis desa yang hanya tinggal bersama dengan ayahnya. Pertemuan mereka diawali saat Charles mengobati tulang ayahnya yang patah. Selanjutnya menceritakan mengenai kehidupan rumah tangga mereka.
                Charles digambarkan sebagai seorang dokter terhormat dan innocence. Cerita berfokus pada Emma Bovary yang melakukan beberapa kali perselingkuhan tanpa sepengetahuan Charles . Emma adalah sosok wanita yang selalu ingin melarikan diri dari kehidupanya yang kosong, membosankan, dan dinilainya dangkal. Dia memiliki idealisme tinggi mengenai keindahan, passion, kekayaan, dan kaum sosial kelas atas, dia sempat berambisi ingin hidup di Paris (dia tinggal di desa, dan kemudian pindah ke kota kecil Yonvile). Saat di Yonvile emma pertama kali bertemu Leon, seorang pemuda cerdas yang menaruh hati pada emma namun setelah putus asa mendapatkan perhatianya (sebenarnya emma juga merasakan hal yang sama, namun dia terlalu muda dan emma sudah menikah) dia pindah ke Paris untuk study. Kemudian datang seorang kaya Radolphe yang merayu Emma, sebelumnya Emma masih ragu terhadapnya namun akhirnya mereka berhubungan, dan saat hubungan mereka kandas dan Radolphe meninggalkanya, dia depressi dan jatuh sakit hingga charles menolak untuk mengunjungi pasien-pasienya dan lebih baik mengurus Emma hingga keluarga ini tertimpa krisis ekonomi karena biaya perawatanya. Setelah dia sembuh, pada suatu kesempatan, dia bertemu dengan Leon, kali ini hasrat mereka terealisasikan, namun Leon akhirnya bosan dengan Emma dan meninggalkanya saat emma dalam keadaan sulit. Emma memiliki hutang tanpa sepengetahuan Charles dalam jumlah yang besar hingga membuatnya putus asa dan akhirnya dia bunuh diri denag arsenik.
                Pembaca mungkin akan menghujat Emma tentang apa yang dilakukan terhadap keluarganya tanpa menujukan perasaan bersalah, dan merasa iba pada Charles. Bahasa yang digunakan cukup mudah dipahami seperti novel-novel abad 19 lainya yang belum seneko-neko modernis seperti Joyce atau Wolf. Plotnya sederhana dan mudah diikuti. Faubert menggambarkan Emma dengan gamblang, jujur dan terbuka, jika dilihat baik-baik sebenarnya masih ada sisi dari Emma yang masih mempertimbangkan between good and evil tapi overall saya lebih melihat emma sebagai sosok yang dingin dan buas(mungkin yang menyebabkan Leon dan Radlophe meninggalkanya) dimana passion-nya berangsur menjadi sesuatu yang mengkhawatirkan bagi pasanganya.


Dan overall saya pikir, “All women and men is Madamme Bovary, just, most of them don’t have enough gut and few of them have enough faith.”

Catch 22 by Joseph Heller (1961)

Catch 22 by Joseph Heller (1961)

Saya tertawa ketika membaca Lolita, MiddleSex, Catcher in The Rye; atau Nonton Stand up Comedy dan Spongebob, tapi tidak se-tertawa saat membaca buku ini. Jika kalian pernah menonton film karya Quentin Tarantino seperti Pulp Fiction, Inglerious Bastard, Django Unchained atau lainya, kalian akan mengerti gaya comedy yg mendekati serupa dengan buku ini yang innocence, absurd, sarcastic, konyol dan kadang tidak masuk akal tapi membuat pembacanya tertawa terpingkal-pingkal hingga saat di waktu kemudian kita mengingat kembali masih tertawa.
Cerita berfokus pada seorang pengebom pesawat tempur bernama Yosarian (What the fuck name is Yosarian?) di sebuah pangkalan perang. Para soldiers bergiliran untuk terbang untuk melakukan misi, mereka hanya bisa dipulangkan jika sudah mencapai jumlah misi yang ditargetkan. Namun seiring waktu, jumlah target misi yang harus dipenuhi terus meningkat dan tak satupun pulang dari perang, mereka terperangkap dalam pangkalan perang yang mebuat gila. Novel ini menggambarkan tingkah laku orang orang di pangkalan perang dengan sangat absurd—absurd dan merangkul karakter-karakter yang sangat banyak sehingga sulit diikuti, namun tidak begitu sulit diterjemahkan.  Novel ini mungkin salah satu satire tentang perang yg paling keren. Catch-22 sendiri dalam bukunya dijelaskan sebagai berikut: Anyone who wants to get out of combat duty isn’t really crazy. Catch-22 specified that a concern for one’s own safety in the face of dangers that were real and immediate was the process of a rational mind. Someone who was crazy could be grounded. All he had to do was ask; and as soon as he did, he would no longer be crazy and would have to fly more missions. He would be crazy to fly more mission and sane if he didn’t, but if he was sane he had to fly them. If he flew them he was crazy and didn’t have to; but if he didn’t want to he was sane and had to.Yang intinya insting untuk keselamatan dari bahaya adalah sifat rasional pikiran manusia, jika seseorang gila dia akan dikurung dan tidak perlu melakukan misi, jika dia bilang bahwa dia tidak gila lagi maka dia akan dibebaskan dan harus melakukan misi. Jika mereka melakukan misi, dia menjadi gila, tp jika dia tidak ingin melakukan misi, berari dia waras dan berarti harus melakukan misi.


Sabtu, 12 April 2014

Men’s Love

Men’s Love

Rise the waves of sea, rise the hands of lovers;
Scream O Men, Scream to midair the poetry;
Tune the summer bird, fly the wind of winter;
Charmed by song’s the women already;
Rapture means dead, O rapture means dead;
All men are rabbity, and love’s heaven’s breath;
But none of heaven’s men’s smelled,

As she set ‘em to poet.

To Politician

To Politician

To politician, the whom stand amongst the body of dream,
The dream please us who despair of tempest to morality.
O Nation, We the king said ancient Greek, freedom to peerless fair of prosperity of country,
Prosperity is jawel of humanity, O politician war for jawel in place to shade our judgement,
Spear menace obverse our face, mist vague our sight, by dream thou illusive our faith,
O Democracy, O fool Democracy what eyes we use to liberty of all.

Wish are wish for none, for matters are triangular or more fights,
Amid him, her, and friends thou on thy side, stand for imperious intellection,
O well, let us hear the rumble for we’re not surprise by the glint, spread arrow upon the cloud for rain might fall, to the healthy of land, to  deluged every house;
May it be read the book of record of governance I just write on poem

Poem with smile of hope which is still believe on Democracy.

Selasa, 08 April 2014

Image

Image

Where’s thou lurk from moon’s face;
Mocking fool are mocking winds,
Flew flew flew to the unknown place;
Sun is sun when it springs,
Sun is sun when coldly winters arise;
And apple’s apple itself,

To changes are mocking thyself.