No pen, no ink, no table, no room, no time, no quiet, no inclination.

-James Joyce-

Rabu, 30 April 2014

Madamme Bovary by Gustave Faubert (1857)

Madamme Bovary by Gustave Faubert (1857)

                Madamme Bovary adalah salah satu karya klasik yang layak dijadikan referensi bagi kalian untuk memahami  sisi lain dari seorang wanita, yang mungkin akan mengejutkan dan kontroversial namun sebetulnya—menurut saya adalah sangat wajar— dan sering tersirat maupun tersurat dalam sosok wanita manapun. Buku ini menjelaskan bagaimana riuhnya sebuah rumah tangga dibalik dampak-dampak yang ditimbulkan seorang wanita. Saya baru pertama kali membaca buku Faubert, saya tidak tau buku lain mengenai apa, namun goethe pernah menulis  tentang Faubert dengan judul Crazy Family (kalau tidak salah), yang mungkin saja semua karyanya mengenai keluarga dan jatuh bangunya.
                Novel ini diawali dengan gambaran awal kehidupan Charles Bovary muda yang pemalu dan dilanjutkan dengan pendidikan kuliahnya di bidang kedokteran. Kemudian dia menikahi seorang wanita namun kemudian wanita itu meninggal dan dia menikah kembali dengan seorang gadis desa yang hanya tinggal bersama dengan ayahnya. Pertemuan mereka diawali saat Charles mengobati tulang ayahnya yang patah. Selanjutnya menceritakan mengenai kehidupan rumah tangga mereka.
                Charles digambarkan sebagai seorang dokter terhormat dan innocence. Cerita berfokus pada Emma Bovary yang melakukan beberapa kali perselingkuhan tanpa sepengetahuan Charles . Emma adalah sosok wanita yang selalu ingin melarikan diri dari kehidupanya yang kosong, membosankan, dan dinilainya dangkal. Dia memiliki idealisme tinggi mengenai keindahan, passion, kekayaan, dan kaum sosial kelas atas, dia sempat berambisi ingin hidup di Paris (dia tinggal di desa, dan kemudian pindah ke kota kecil Yonvile). Saat di Yonvile emma pertama kali bertemu Leon, seorang pemuda cerdas yang menaruh hati pada emma namun setelah putus asa mendapatkan perhatianya (sebenarnya emma juga merasakan hal yang sama, namun dia terlalu muda dan emma sudah menikah) dia pindah ke Paris untuk study. Kemudian datang seorang kaya Radolphe yang merayu Emma, sebelumnya Emma masih ragu terhadapnya namun akhirnya mereka berhubungan, dan saat hubungan mereka kandas dan Radolphe meninggalkanya, dia depressi dan jatuh sakit hingga charles menolak untuk mengunjungi pasien-pasienya dan lebih baik mengurus Emma hingga keluarga ini tertimpa krisis ekonomi karena biaya perawatanya. Setelah dia sembuh, pada suatu kesempatan, dia bertemu dengan Leon, kali ini hasrat mereka terealisasikan, namun Leon akhirnya bosan dengan Emma dan meninggalkanya saat emma dalam keadaan sulit. Emma memiliki hutang tanpa sepengetahuan Charles dalam jumlah yang besar hingga membuatnya putus asa dan akhirnya dia bunuh diri denag arsenik.
                Pembaca mungkin akan menghujat Emma tentang apa yang dilakukan terhadap keluarganya tanpa menujukan perasaan bersalah, dan merasa iba pada Charles. Bahasa yang digunakan cukup mudah dipahami seperti novel-novel abad 19 lainya yang belum seneko-neko modernis seperti Joyce atau Wolf. Plotnya sederhana dan mudah diikuti. Faubert menggambarkan Emma dengan gamblang, jujur dan terbuka, jika dilihat baik-baik sebenarnya masih ada sisi dari Emma yang masih mempertimbangkan between good and evil tapi overall saya lebih melihat emma sebagai sosok yang dingin dan buas(mungkin yang menyebabkan Leon dan Radlophe meninggalkanya) dimana passion-nya berangsur menjadi sesuatu yang mengkhawatirkan bagi pasanganya.


Dan overall saya pikir, “All women and men is Madamme Bovary, just, most of them don’t have enough gut and few of them have enough faith.”

0 critic:

Posting Komentar