No pen, no ink, no table, no room, no time, no quiet, no inclination.

-James Joyce-

Senin, 09 Maret 2015

PROLOG

PROLOG
Aku Evan Hanafi, namaku tidak pernah diubah karena membawa sial, sakit-sakitan atau kesalahan dalam penulisan akta kelahiran, teman-teman masa kanak-kanaku yang brengsek menambakan imbuhan -nya dibagian belakang sehingga menjadi Evanya untuk bahan ledekan yang mengubahku menjadi seorang gadis kecil tak berdaya.
Aku disulap oleh orang gila dengan rayuanya yang gaib dalam pengungsian menjadi seorang pecinta yang ganjil, dan hanya Tuhan yang tau bagaimana bisa. Aku dikutuk oleh agama dan norma dan bersembunyi dibalik sisa-sisa diriku yang masih bisa terlihat normal.
Aku bukan dia pria yang normal, atau dia wanita yang normal, aku juga bukan bintang porno yang dicekoki obat-obatan untuk adegan rangkap tiga. Aku mencintai dia dan dia, aku adalah Orlando dan Mrs. Dallowey dalam Curahan Woolf, Aku adalah Natalie sebagai angsa dan Gylenhall di belakang gunung pada layar lebar. Aku telah coba dibahas dalam artikel Demograpic of Sexual Orientation, Biology and Sexual Orientation, Evironment and Sexual Orientation, dan banyak lagi. Aku dikatakan oleh Freud sebuah kewajaran, aku disimbolkan dengan warna merah hati, ungu dan biru dalam bentuk persegi panjang, dua segitiga yang bersinggungan dan dua bulan sabit yang saling membelakangi.

Saat seseorang berbicara bahasa Jepang, kau tak akan tau sebuah kalimat berita atau tanya jika kau belum sampai pada suku kata terakhir. Sebelum orang ini menginjak kepala empat, ijinkan  kukupas terlebih dahulu seperti kulit jeruk, kukeluarkan isinya, dan sari-sarinya akan kulukiskan secara kronologis sejauh kapasitas usahaku mengingat masih bagus. Maka dari itu pembaca terhormat, simaklah dengan bijak cerita seorang berkelainan ini, bagaimana pribadi sepertiku yang benar adanya tercipta.

2 critic:

Anonim mengatakan...

I think the title is too 'mischievous'. Perhaps for the prologue should be more explicit and understandable because prologue should have a strong appeal so the reader would be willing to go further into the next chapter.(nug) :)

Rifanzaki mengatakan...

yes, i think so, but i prefer to deliver curiousity to reades in it, i want reader do research through my writing. its not that difficult except par.3, there're several strange literature (there'll be foot note). Tough its good, it is need to be edited, i consider to cut "unkown-thing" too. thank you klat, another chap. critic please.

Posting Komentar